Minggu, 01 Mei 2011

Mama saya 4 dan papa saya 3


MAMA SAYA 4, PAPA SAYA 3, dan akhirnya, YESUS menjadi papa saya yang ke 4..

--------------------------------------------------------------

Syalom, damai sejahtera beserta kita semua.

Melihat judul dari thread diatas mungkin orang orang melihat sebagai sesuatu yang lucu, tetapi yang ingin saya bagikan dibawah ini adalah intinya, segala sesuatu yang kita lakukan, kalau tidak bersama dengan Tuhan, maka tidak ada yang jadi. Kisah dibawah ini adalah kisah dimana saya belum mengenal Tuhan Yesus secara pribadi dan masih menganut kepercayan yang lain, dan saya minta maaf, saya tidak bermaksud menceritakan hal hal yang buruk dalam kehidupan saya, tetapi saya ingin mengajak bagi para pembaca untuk bisa ikut merasakan emosi yang terkandung didalamnya, dan melihat bagaimana Tuhan merenda hidup saya, mempersiapkan diri saya, bahkan membanting kehidupan saya, supaya ketika saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, saya menyadari, ternyata TUHAN lah dibalik semua ini.

Sebenarnya masih banyak orang orang yang hidupnya lebih susah dari saya, yang hidup dibawah garis kemiskinan, yang hubungan keluarganya lebih berantakan dari saya, tetapi saya sangat berterima kasih kepada Tuhan Yesus, kalau anda mau meluangkan sedikit waktu saja untuk membaca kesaksian ini dan melihat, bagaimana menjalani hidup ini dengan OPTIMIS.. Its TRUE STORY. Real. Agak panjang ya.

Medan

1 maret 1981.

Lahir di rumah sakit Elizabeth Medan, saya lahir dengan nama RUDY, ketika mata ini terbuka melihat dunia untuk pertama kalinya, yang saya kenal hanya dua orang yaitu seorang laki laki chinese dan seorang wanita chinese yang saya sebut dengan MAMA dan PAPA. Saat itu juga saya langsung menjadi pemeluk agama BUDDHA.

Masa kecil saya, biasa saja, sama seperti anak anak kecil lain, yang masih lucu-lucunya, dimanja, diberi mainan yang banyak sekali, bahkan sampai gerak gerik saya di rekam segala dengan menggunakan kamera video ( tahun 1981, kamera video adalah alat yang tergolong canggih dan mahal dizamannya, karena papa saya memang berprofesi sebagai seorang kameraman).

Tahun 1984

Wanita baik dan cantik yang saya panggil MAMA, harus meninggalkan saya dan dunia ini, karena sakit kanker payudara yang terus mengerogotinya.

Rudy kecil yg tidak tahu apa apa, hanya bisa menangis dan menangis, bukan karena mamanya meninggal, tetapi karena kaget, tiba tiba saja rumah saya menjadi begitu ramai oleh orang orang.

Setelah itu, keadaan semua berubah, tidak ada lagi canda tawa, kasih sayang dari seorang mama, yang begitu lembut kepada saya. Akhirnya saya pun dititipkan oleh papa saya kepada teman (alm) mama saya, yang saya sebut sebagai MAMA ANGKAT, Dan akhirnya saya pun menemukan sebuah keluarga "BARU", tinggal beserta dengan suami dari mama angkat yg juga saya panggil PAPA ANGKAT (Harap ditandai disini, ini papa dan mama saya yang ke DUA).

Berhubung saya akan disekolahkan, tetapi ternyata tidak bisa, karena Akte lahir saya disimpan oleh Pihak keluarga (Alm) mama dan papa saya tidak berani berkunjung ke saudara - saudara dari (Alm) Mama saya. ADA APA..??

Ternyata sewaktu (Alm) mama saya meninggal dunia, terjadi cekcok antara papa saya dengan keluarga dari (Alm) mama saya, penyebabnya adalah : Papa menggandeng wanita lain kerumah saya, saat (Alm) Mama masih terbaring sakit dirumah, melawan kanker ganas yang menggerogoti payudaranya.

Dan akhirnya rencana sekolah pun diundur dahulu, untuk pengurusan Akte lahir.

Dikeluarga baru saya, kembali saya menerima kasih sayang yang baru. Mama angkat mempunyai 3 orang anak laki laki kandung dan 2 orang anak angkat perempuan, dan saya menjadi anak angkat yang paling kecil saat itu. Memang ada sedikit perbedaan ketika mulai beradaptasi dengan keluarga baru saya, dari pada dengan keluarga darah daging kita. Kasih sayang yang saya dapatkan tidak sama seperti yang saya dapatkan dari mama saya yang sudah meninggal. Apalagi jumlah anak anaknya juga yang lumayan banyak.

Saya menikmati kehidupan yang berkecukupan, dengan rumah yang luas, seluas lapangan sepakbola, setiap saya kesekolah terkadang diantar dengan mobil pribadi, dan kadang ada juga karyawan yang sengaja ditugaskan untuk mengantar jemput saya, dan memang saat itu Mama dan Papa angkat saya termasuk salah satu dari golongan orang terpandang.

Selama saya tinggal dengan MAMA ANGKAT, semua biaya sekolah saya, jajan saya dan hidup saya ditanggung oleh papa saya. Mama angkat tergolong orang yang keras dalam mendidik anak anaknya sehingga kedisiplinan sudah terbentuk dalam diri kami semua sejak kecil..

Ada satu perkara yang terjadi tanpa sepengetahuan saya, ketika saya tinggal bersama mama angkat. Saat itu jadwal saya untuk pulang kerumah papa adalah setiap sabtu sampai minggu, untuk menemani nenek, ibu dari papa yang sudah tua saat itu,

Pada suatu hari, ketika saya sedang dirumah papa saya, papa memanggil saya dan berkata, "Papa 2 minggu kedepan ada dinas keluar kota. Kamu tinggal dulu ya dengan mama angkat, kalau papa sudah pulang, papa jemput.". Anak kecil berusia 5 tahun pasti dengan lugu menjawab, Iya, papa. Cari duit yang banyak ya. Papa cepat pulang.

Lalu setelah 2 minggu, apa yang terjadi? Saya pulang ke rumah papa, duduk diruang tamu bersama papa dan seorang wanita cantik berkacamata minus.

sambil memperhatikan foto foto yang berserakan dimeja, yang sedang dirapiin papa. Saya coba bertanya kepada papa, "Pa, foto apa itu". Jawab papa, "Lihat saja sendiri, tapi bantu papa rapiin ya"

Lagi lagi dengan lugu saya menjawab."Iya, pa". Lalu diambillah foto tersebut satu persatu, sambil perhatikan, lalu tiba tiba saya melontarkan pertanyaan, "Pa, kok rumah kita banyak orang orangnya? Papa pakai baju bagus ya, itu wanita yang disebelahnya juga cantik, bajunya seperti bidadari.

Ternyata saya sedang membantu papa merapikan Foto pernikahan papa dengan istri barunya. Ada sesuatu yang janggal disini, kalau dia adalah istri kedua dari papa, mengapa saya tidak boleh memanggil wanita itu dengan MAMA..

Dan tidak tahu bagaimana caranya, saat itu usia saya sudah mencapai 6 tahun, mama angkat terus mendesak papa supaya saya segera disekolahkan, akhirnya papa membuat sebuah akte lahir yang baru lagi, dengan nama ibu adalah nama dari istri ke 2 nya, lalu mengganti nama RUDY menjadi EDDY... Disinilah terkuak, mengapa nama saya bisa dua.

Catatan : Akte lahir Rudy tersimpan aman dipihak keluarga (Alm) mama saya

ejamnya ibu tiri tak sekejam ibukota, tapi yang saya rasakan adalah, sebaliknya.. Mengapa wanita ini begitu membenci, padahal hanya seminggu sekali berjumpa, itupun saya juga telah disibukkan oleh video game baru pemberian papa untuk saya. Tatapan matanya yang dingin, angkuh, seperti sedang menodongkan senjata laras panjang didepan kelopak mata saya...

Karena keadaannya memang sudah begini, akhirnya berpengaruh terhadap pergaulan lingkungan saya, setiap ada yang ingin tahu dan bertanya. "Hei, orang tuamu sekarang gimana kabarnya". Saya selalu menjawab dgn jawaban yang sama. "Oh, mama saya sudah meninggal dan papa saya menikah lagi" Itulah salah satu contoh kepolosan seorang anak kecil.

Selama tinggal bersama dengan mama angkat, sudah ditanam dalam diri saya untuk bekerja, karena memang keluarga mama angkat adalah termasuk orang orang bisnis yang bekerja keras. Ketika kelas 5 SD, saya sudah mulai dilatih untuk bekerja, mencuci jahe yang saat itu akan diekspor keluar negeri, mengantar titipan sate tusuk untuk dijual dipasar oleh istri dari abang yang pertama dengan gaji Rp. 5rb\bulan dan bahkan pernah juga tiap pagi meminta sisa sisa nasi basi atau lauk basi kerumah tetangga untuk memberi makan bebek, dan saya melakukannya dengan sukacita karena bersama sama dengan orang yang mengasihi saya.

Dan konflik pun dimulai...

Tahun 1990 Terjadi hal yang diluar dugaan saya, saat saya berumur 11 tahun dan masih kelas 1 SMP, mama angkat mengalami pailit atau kebangkrutan yang luar biasa, sehingga mengharuskan rumah satu satunya yang menjadi tempat tinggal kami, harus diserahkan ke pihak bank.

Lalu saya pun pulang kerumah papa, melaporkan masalah yang sedang dihadapi oleh mama angkat, dan terlihat wajah papa yang tertunduk diam. Ada apa?

Sayup sayup terdengar dari dalam kamar papa, seperti orang yang sedang bertengkar, makin lama makin besar dan akhirnya kedua duanya keluar kamar, sambil terus bertengkar, sedang papa lebih banyak diam. Akhirnya diketahui penyebabnya, ternyata sejak menikahi istri keduanya sampai saat itu, papa menyembunyikan pernikahannya yang pertama kepada istri keduanya, dan membohongi istrinya kalau saya itu hanyalah anak dari teman papa yang minta tolong dititipkan kerumah papa pada hari sabtu dan minggu.

Mari kita bayangkan, papa saya bisa dengan santai dan tenang menjalani 6 tahun bersama dengan istri mudanya sambil memasang sebuah bom waktu yang sudah disiapkan untuk meledak. Luar biasa

(saya beri tanda **)

Kita mundur sebentar

Dan saya pun tersadar, pantas saja dua tahun yang lalu, ketika istri kedua papa memarahi saya, karena kesalahan yang saya buat, dari mulutnya keluar kata kata “Kamu tahu gak, kalau kamu itu adalah anak PUNGUT.?” Bagaimana hati seorang anak kecil berumur 10 tahun yang tidak tahu duduk permasalahan, tiba tiba dikatakan seorang anak PUNGUT.. Hanya tangis yang bisa dilakukan anak kecil tersebut, lalu diambillah sepeda kesayangannya, dan untuk pertama kalinya, anak kecil tersebut mengayuh sepeda sampai keluar jalan besar, menyusuri kemacetan jalan raya, dan mobil mobil yang bising diusia 10 tahun dengan jarak tempuh sekitar 20KM, sampailah anak kecil tersebut di rumah mama angkatnya, dan mengadukan hal tersebut kepada mama angkat

“MAMA, SAYA DIBILANG SAMA ISTRI MUDA PAPA, SAYA ITU ANAK PUNGUT, MASA SAYA ANAK PUNGUT, MA?” (Penulis saat ini untuk pertama kalinya di tahun 2011 menangis seperti anak kecil, terima kasih Tuhan Yesus, kurasakan hadiratMu saat ini)

Dengan emosi, mama angkat langsung menelepon ke tempat kerja papa, lalu langsung melabraknya habis habisan, papa yang tidak tahu apa yang sedang terjadi hanya diam saja dikatakan “Kamu bilang sama wanita setan itu, bukan dia yang mengasuh anak ini, tapi tangan saya sendiri yang memberinya makan sampai sebesar ini. Setan itu tidak punya hak apa apa untuk memarahinya, saya sendiri saja tidak berhak memarahi yang bukan anak saya, apalagi sampai dibilang ANAK PUNGUT”

Papa terdiam, tidak tahu harus berbuat apa, dan mungkin sekedar menghibur, dia berkata bahwa dia juga sudah memarahi istri mudanya.

Sambungan dari **

Seorang anak berusia 10 tahun untuk pertama kalinya melihat pertengkaran sepasang orang tua, dan akhirnya setelah pertengkarannya reda, istri muda papa mulai bicara

  1. Kamu boleh makan disini, tetapi jangan dekatin anak saya, saya tidak mau dia menjadi seperti kamu
  2. Dirumah ini ada peraturannya, dan saya mau kamu juga ikuti peraturan yang saya buat
  3. Biaya sekolah kamu, ditanggung hanya sampai tamat SMA saja dan setelah itu terserah kamu mau jadi apa.

Papa saya hanya terdiam, sesekali membela diri tetapi apa mau dikata, kekecewaan yang papa lakukan ke istrinya terlalu besar dan saat itu juga mama saya bertambah satu lagi yaitu MAMA TIRI, sampai saat ini jumlah papa ada 2 dan jumlah mama ada 3 ya.

Akhirnya saya pulang kembali kerumah mama angkat dan menceritakan semua kejadian tersebut, tetapi saya tidak menceritakan masalah papa yang menyembunyilan pernikahannya, karena saat itu saya memang belum mengerti benar, dan yang saya tahu, mereka bertengkar hebat, dan hampir bercerai. Itu saja..

Saya memutuskan untuk tidak mau pulang dahulu kerumah papa, karena suasana rumah yang sangat sangat………….. (tidak bisa diungkapkan dengan kata kata), lalu saya mengambil keputusan untuk tetap ikut mama angkat dahulu dan hal tersebut juga disetujui oleh mama angkat, apapun yang terjadi, ini adalah tanggung jawab beliau terhadap (Alm) Mama saya, disinilah saya melihat kebesaran hati seorang ibu, yang tidak pernah saya lihat, dan mama angkat adalah wanita yang sangat saya hormati, sampai beliau meningalkan dunia ini.

Singkat kata, kami semua terpaksa menumpang terlebih dahulu dirumah anak ke dua dari mama angkat. Dirumah tersebut, saya mulai merasakan ketidaknyamanan, tidak seperti rumah sebelumnya, yang penuh canda tawa tiap hari.

Ternyata istri dari anak kedua mama angkat atau disini saya sebut dengan abang kedua, tidak simpatik dengan saya, mungkin karena warna kulit saya yang gelap sendiri, bahkan sampai menganggap kalau saya itu adalah orang yang bisa membawa kesialan didalam rumah tangganya, terbukti dengan bangkrutnya mama angkat. Tetapi bersyukur, ternyata semua keluarga dari mama angkat tidak pernah mempunyai pikiran yang buruk seperti itu terhadap saya.

Dan mulailah disusun siasat untuk membuat saya tidak betah dirumah, mulai dari disuruh menjadi baby sitter untuk anaknya, menggantikan popok anaknya, membersihkan rumahnya yang bertingkat tiga, bahkan sampai mencari cari kesalahan saya, yang memang tidak saya perbuat. Selama tiga bulan saya disana hanya sebagai seorang pembantu saja layaknya bagi rumahnya, sedangkan mama angkat saya dan anak anaknya, tidak mengetahui hal ini, karena saya disuruh melakukan ini dan itu saat mama angkat tidak ada dirumah. Apalagi mama angkat harus mengelola sebuah kantin yang menjadi penyambung hidup keluarga.

Tidak ada pilihan lain lagi, mau kemanakah saya? Kerumah saudara (Alm) mama saya? Saya dilarang oleh papa saya untuk berjumpa lagi dengan saudara saudara mama saya. Feeling saya berkata, papa takut kalau saja apa yang dia lakukan dahulu terhadap (Alm) mama saya sampai diketahui oleh saya. Akhirnya saya mengambil keputusan, untuk pulang saja kerumah papa, dengan mengambil segala resiko satu rumah dengan MAMA saya yang baru, yaitu MAMA TIRI..

Seketika itu juga, papa langsung bergerak dan memindahkan saya dari rumah abang saya yang kedua kembali kerumah papa, secara diam diam dipagi hari, karena kalau pagi hari, rumah memang dalam keadaan sepi, semuanya berangkat kekantor untuk bekerja. Baik abang saya, istrinya, dan mama angkat saya juga sudah sibuk dengan persiapan kantinnya.

Permulaan proses dari Tuhan

Tahap pertama

Setelah sekian lama saya menikmati yang namanya berkecukupan, fasilitas, kemewahan, dalam waktu yang relative singkat, seketika hidup saya berubah. Sepi. Sendiri. Karena…

Saya tinggal dengan orang yang tidak mengasihi saya, dan juga papa saya yang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri. Saya ditempatkan diatas loteng rumah, bersebelahan dengan gudang, yang gelap. Disanalah saya memulai kehidupan saya yang baru, ditemani sebuah tape kecil, beberapa kaset lagu dan sebuah jendela berukuran 50cm x 50cm, bukan menghadap ke jalan, tetapi menghadap tembok tetangga.

Pagi pagi sekali, papa dan mama tiri sudah berangkat kerja, dan mereka sore juga pulang bersamaan dengan kepulangan saya dari sekolah. Setiap saya naik keloteng untuk istirahat sepulang sekolah, setiap hari saya selalu melihat papa dan mama tiri saya sedang makan malam bersama dengan anak laki lakinya, tetapi sekalipun saya tidak pernah ditawarin, selama saya tinggal bersama mereka. Dan setelah mereka selesai makan, barulah saya disapa oleh papa dengan kata kata yang sama setiap hari. ”Sudah makan blum?”..”Yang dimeja dihabisin saja” dan bahasa halusnya, yang makan terakhir harus cuci piring. Karena saya pernah suatu kali sehabis makan saya tidak mencuci piring saya, langsung mama tiri saya naik keatas loteng dan menyuruh saya untuk turun dan membersihkan semua piring piring tersebut. Saya melawan? TIDAK…

Saya mulai belajar beradaptasi dengan keadaan saya, saya coba untuk menghibur diri sendiri dengan mendengar lagu, atau belajar tetapi semakin hari jiwa saya semakin berontak, hidup seperti apa ini yang sedang saya jalani…

Proses Tuhan tahap kedua

Saya kehilangan kepercayaan diri, mental saya jatuh, satu satunya tempat saya mencari kesenangan pribadi adalah melalui teman teman sekolah saya. Saya mulai masuk dalam pergaulan yang salah. Dengan mencoba coba merokok, akhirnya saya menjadi seorang perokok dalam usia 15 tahun. Tetapi godaan setan terus datang. Saya diibaratkan sebuah kapal yang tanpa kendali, hidup tanpa pegangan, juga tidak mengerti apakah Tuhan itu ada atau tidak. Hanya dengan sedikit colekan saja, saya jatuh kejurang yang lebih dalam lagi. Dan semuanya tidak dapat terbendungkan.

Jurang seperti apakah itu?

NARKOBA

Saya mulai menikmati narkoba, inilah yang saya cari selama ini, sesuatu yang bias mengisi hidupku. Sesuatu yang hilang dalam hidupku, kutemukan dalam barang barang haram ini. Dengan kondisi pergaulan yang bebas, tanpa pengawasan dari papa saya, saya masuk lebih dalam lagi, tidak usah saya sebutkan jenis jenis narkoba apa saja yang pernah saya gunakan, mungkin kita semua juga sudah tahu, barang barang yang merusak generasi muda sekarang.

Penggunaan yang berkepanjangan akhirnya membuat saya menjadi seorang druguser, atau istilahnya pecandu. Setiap saya memakai narkoba didalam kamar diloteng rumah, kehidupan saya seperti disurga, ketika pasangan pasangan menikmati malam minggunya, saya menghabiskan waktu saya untuk tripping ke diskotik, dan sekali lagi dengan kebebasan dari papa saya. Itulah papa saya. Itulah papa saya, Tuhan...

Tetapi salah satu karakter saya, Saya tidak bermalas malasan, meskipun saya masih duduk dibangku sekolah SMP dan SMA, saya sudah belajar mencari uang sendiri melalui les les private untuk anak anak SD, dan uang hasil mengajar itu, saya pergunakan semuanya untuk kesenangan saya bersama narkoba. Karena memang uang jajan yang saya dapatkan dari papa saya kecil sekali.

Ternyata godaan iblis tidak berhenti sampai disitu saja, saya seperti terjun bebas lebih dalam dan lebih dalam lagi, sejak tahun 1996 sampai dengan tahun2002, saya menjadi druguser dan hampir semua jenis narkoba pernah saya pergunakan. Bahkan ketika saya selesai menjalani Ujian Nasional dan hendak mengambl ijazah sekolah saya, saya berangkat kesekolah dalam keadaan fly, langsung dari diskotik kesekolah dalam keadaan drug yang belum drop. Itulah saya.

Tapi Puji Tuhan, selama bertahun tahun saya sebagai druguser, tidak pernah sekalipun saya berurusan dengan pihak kepolisian, dan sekalipun saya tidak pernah merasakan yang namanya pusat Rehabilitasi. Tetapi bukan berarti saya sudah kuat atau hebat, saat sekarang ini saya percaya, apa yang terjadi saat itu adalah tangan Tuhan yang sudah menjaga saya, supaya jangan sampai terperosok lebih dalam lagi. Karena Dia telah memilih saya sejak dari kandungan, dan rencanaNya tidak ada yang GAGAL…

Tahap ketiga proses dari TUHAN

Setamat saya dari sekolah saya, saya kebingungan dalam melangkah. Apa yang harus saya lakukan? Kehilangan tempat menghabiskan waktu, kehilangan teman teman sekolah, kuliah? Saya teringat kata kata mama tiri saya. “KAMI HANYA MEMBIAYAI KAMU SAMPAI SMA SAJA”

Saya tidak menyerah, saya diam diam mendatangi papa dan meminta uang untuk kuliah, dengan santai papa menjawab,”Kuliah hanya menghabiskan uang saja” sambil mematikan HP dan mengunci pintu mobil dengan remote.

Dalam hati saya sedih, tetapi tidak saya tunjukkan kepada teman teman saya, melihat semua teman teman saya mendaftarkan diri mereka kekampus kampus terkenal dikota saya, dan dengan bangganya mereka menunjukkan kartu mahasiswa mereka, sedangkan saya. Am I a loser..??? NO..Say a BIG NO.. saya bukan pecundang, saya melangkah lagi dan saya mengambil keputusan untuk bekerja saja.

Berikut adalah daftar pekerjaan yang pernah saya geluti :

  1. Setamat sekolah saya bersama dengan teman saya menjalankan usaha sewa film VCD keliling door to door dengan penghasilan I keping VCD yang tersewa, sebesar Rp. 500..(lima ratus rupiah) Hmmm.. Saya mengeluh? Tidak, dari pada saya harus berdiam diri meratapi nasib dan akhirnya membawa saya ke…
  2. BAGAN BATU, sebuah daerah perbatasan propinsi riau dan sumatera utara, sebuah daerah yang luar biasa, tempat berkumpulnya para pendatang yang hendak mengadu nasib dan para kriminal yang menyembunyikan diri mereka, sebagai penjaga gudang, tinggal disebuah rumah yang dikelilingi oleh hutan hutan sawit. Hanya bertahan 2 bulan, akhirnya kembali lagi kekota medan..
  3. Sepulang kekota medan, saya tidak langsung diam, saya buat surat lamaran kerja kemana mana, dan hasilnya, satupun tidak ada yang diterima. Lalu saya pun dipanggil oleh anak anak dari mama angkat saya, yang sudah mulai pelan pelan bangkit dari keterpurukan. Ditempat mama angkat saya, saya mulai belajar bangkit lagi, dengan satu tekad, apapun akan saya kerjakan, yang penting bisa menghasilkan uang.
  4. Saya membantu anak pertama dari mama angkat saya, dan bekerja sebagai kernet mobil derek, karena itu adalah usaha milik keluarga yang masih tersisa. Mobil derek tersebut disewa sewakan bagi orang orang yang membutuhkan, contohnya untuk mengangkut mesin mesin yang besar, besi besi besar, pipa beton, bahkan saya pernah mendirikan tiang listrik PLN yang beton, yang ada dipinggir2 jalan. 1 tiang listrik beton beratnya 2 ton, membuat tiang yg semula posisinya tidur, menjadi berdiri dan tertancap dibumi. Itulah tiang listrik yang kita pakai sekarang ini.
  5. Saya mendapat tawaran dari teman saya, untuk bekerja dikantornya, lalu saya coba memasukkan surat lamaran, dan saya diterima. Tetapi saya hanya bertahan 3 hari, lho? Tiba tiba Papa saya datang menawarkan pekerjaan, yang katanya pekerjaannya hanya mengawasi orang orang yang sedang kerja saja. Emang ada pekerjaan seperti itu?
  6. Ternyata, saya dipekerjakan sebagai kuli kasar aluminium, memisah misahkan sampah sampah, antara besi, aluminium, kuningan, dll. Bahkan saya disana pernah mengelas sisa sisa potongan pesawat garuda yang jatuh meledak disibolangit yang menelan korban ratusan jiwa saat itu. Penyesalan timbul, tapi terlambat. Hanya bertahan 2 minggu, daripada badan ini menjadi korban, saya berhenti.
  7. Dan inilah masa masa saya yang paling kelam. Tanpa pekerjaan, tanpa penghasilan, hanya mengandalkan pemberian papa sebesar 50 ribu setiap minggu. Saya mulai tidur dari jam 5 pagi, supaya bangun bangun sudah siang, dan saya tidak perlu beli sarapan lagi. Saya membeli indomi 14 bungkus untuk stok satu minggu. Satu hari, saya menghabiskan 2 bungkus indomie. Makan siang sekali dan makan malam sekali. Dan sisa uang dari 50 ribu tersebut, saya simpan untuk membayar uang kos. Memang sejak pulang dari bagan batu, saya memutuskan untuk kos saja, dan meninggalkan kamar diloteng yang pernah menjadi saksi bisu seorang druguser, yang akhirnya menemukan kembali kepercayaan dirinya bersama teman teman kost yang peduli kepadanya.
  8. Kesempatan datang lagi kepada saya, tawaran pekerjaan untuk saya datang, saya diterima oleh sebuah toko sparepart mobil lama, usia tokonya sudah mencapai 20 tahun, dan merencanakan untuk pindah ketempat lain. Saya terima pekerjaan itu, dengan tugas, membersihkan seluruh isi toko, termasuk sarang laba laba, kecoak, tikus dan lipan yang sudah bersarang disana selama 20 tahun. Saya jalani, dengan sukacita, dalam hati saya yang penting kerja dan punya duit.
  9. Diam diam, saya membaca sebuah surat kabar, ada lowongan pekerjaan, dicari seorang teknisi komputer, pengalaman tidak diutamakan, yang penting cerdas. Dalam hati saya, ini masa depan saya, ini kesempatan, saya harus dapat pekerjaan ini. Saya lalu mengirimkan surat lamaran saya keperusahaan tersebut. Sambil saya tetap bekerja ditoko sparepart itu. Penantian saya tidak sia sia, dalam 2 bulan, panggilan datang. Dan saya diinterview, ketika saya diinterview, saya ditanya oleh bos nya, "Kamu pernah kerja apa saja?" Dengan enteng saya ceritakan semua pekerjaan yang pernah saya lakukan seperti yang diatas. Dan bos tersebut memandang saya dengan wajah takjub.. Rasain loe.. Hehe..
  10. Inilah saat saat dimana saya mulai menapaki masa depan saya, saya diterima sebagai teknisi komputer, dalam keadaan skill : NOL besar. Semua hal hal yang tidak berbau komputer, saya kerjakan. Mulai dari memperbaiki keran air, memperbaiki genset, antar jemput siswa, karena disana juga ada kursus komputer. Dan bos saya memperhatikan tingkah laku saya, lalu memberi saya kesempatan, saya mendapatkan fasilitas kursus komputer gratis, setiap malam. Dan ketika diruang teknisi juga, saya sama sekali tidak mengerti tentang komputer, yang saya kerjakan yaitu membersihkan keyboard keyboard rusak, sambil mata saya melirik dan mencuri ilmu dari teknisi lain yang sedang bekerja. Hasilnya, dalam waktu 6 bulan, saya sudah dipercaya untuk menjadi guru, dan mengajar untuk bidang paket teknisi komputer. Siswa saya ada 5 orang, dan semuanya adalah mahasiswa.

Sudah menjadi kegiatan saya, kalau setiap jumat, saya pulang kerumah papa untuk meminta uang jajan. Meskipun saya sudah bekerja, tetapi saya tetap dikasih, meskipun seminggu hanya 50 ribu, tetapi lumayan untuk menutupi biaya hidup. Dan ada yang beda saat itu, rumah saya kosong, gelap gulita. Saya pulang lagi, dan besok kembali lagi, masih tetap sama. Kosong, saya penasaran, lalu saya keluarkan kursi dari dalam rumah, saya duduk didepan rumah, menunggu reaksi dari tetangga tetangga saya. Dan satu persatu muncul, mendatangi saya, lalu datang seorang teman papa berkata kepada saya. "Papamu, masuk rumah sakit. 3 hari lalu melakukan percobaan bunuh diri, karena kalah judi dengan hutang yang sangat besar" saya terduduk diam. Tak bisa berkata kata. Dan setelah keluar rumah sakit, papa saya menyembunyikan dirinya, dan tidak mau menemui siapapun, bahkan saya juga sudah lose contact dengan papa. Persetan dengan JUDI.

.

  1. Berjalan setahun, skill saya mulai banyak, semua ilmu saya serap, dan ego ku muncul. Iblis semakin menyerang saya, yang saat itu saya juga tidak tahu, sebenarnya Tuhan saya itub yang mana. Bisikan bisikan kecil muncul, "Itu ada pekerjaan sampingan, kamu ambil saja. Ga akan ada yang tahu, kalau tidak ada yang melapor. Kalau kamu tidak ambil, kapan kamu kayanya? ". Dan, terjadilah, kepercayaan yang sudah diberikan oleh bos saya, sirna sudah. Saya tertangkap basah, menaikkan harga nota pembelian, dan juga beberapa service sampingan yang ketahuan oleh bos saya. Telak sekali, satu tendangan membuat saya kembali menjadi pengangguran. PHK...
  2. Penyesalan selalu datang terlambat, tetapi saya tidak mau berlama lama dengan kondisi saya, life must go on. Masih ada harapan, mama angkat. Iya, mereka adalah orang orang yang selalu menerima saya, dalam keadaan terburuk sekalipun. Saya lalu diajak oleh abang kedua saya, untuk membantu dia, kerja dipabrik, dapat order, memasang kaca pintu kayu. Saya down? NO. Ini kesalahan saya, saya harus terima, perjalanan masih panjang. Dan profesi teknisi komputer beralih menjadi buruh pabrik.
  3. Sambil bekerja dipabrik, saya juga mencari cari lowongan pekerjaan yang lain, tetapi saya tidak mau mencari bidang yang lain lagi, selain komputer. Dalam waktu 3 bulan, 2 perusahaan memanggil saya untuk bergabung, dengan gaji yang sama. Maksudnya, sama sama kecil. Rp. 300rb. Tanpa UM dan bensin. It's OK. Saya masuk, dan I GET MY JOB AGAIN. Ini kesempatan kedua, saya tidak mau mengulangi kesalahan untuk kedua kali lagi. Mindset saya ubah, harus jujur, dan tranparan dalam hal sekecil apapun. Saya jalani selama setahun, dan yang saya dapatkan ketika saya jujur....yaitu
  4. Bos saya mendapat tender pekerjaan PEMDA, disiantar, pemasangan jaringan komputer sebanyak 65 unit. Semua teknisi diterjunkan, termasuk saya. Ketika pelatihan berlangsung, saya ditugaskan untuk stand by ditempat project sampai pelatihan selesai. Berjumpa dengan orang orang dari instansi pemerintahan, adalah kebanggan tersendiri bagi saya. Dan singkat cerita, setelah selesai project, saya diangkat, menjadi tenaga teknisi komputer, disalah satui kabupaten terbesar disumatera utara. Saya menjadi satu satunya anak muda, satui satunya chinese, yang mengerti komputer. Saat itu, saya merasakan sedang berada dipuncak profesi saya. Sungguh tidak dapat tergambarkan, bagaimana senangnya hati ini, ketika memakai baju seragam pegawai negeri. Saya, yang dari tidak tahu apa apa, sekarang bersama dengan Bupati dan Wakil Bupati, bersama sama melaksanakan upacara bendera. Mulai saat itu, saya sudah menjalani kehidupan yang stabil, normal, dan berkecukupan. Tetapi, dimana papa saya?

  1. Setelah 2 tahun, saya berada dikantor bupati, saya mendapat kabar dari mama angkat saya. Sesuatu yang membuat saya terguncang. Ternyata saya bukan anak kandung dari papa saya. Dan sekarang, saya akan dijumpakan dengan papa dan mama kandung saya. Seperti tidak percaya, tetapi ini nyata. Ternyata Tuhan itu ada, dekat banget. Saya diberi kesempatan untuk mempunyai sebuah keluarga utuh lagi. Merasakan masa masa indah diwaktu kecil yang hilang. Lalu saya berangkat, untuk pertama kalinya saya menjadi penumpang dalam pesawat, menuju jakarta. Dan saya akhirnya berkumpul kembali dengan orang tua saya yang kandung, dan saya tidak mau tahu apa yang telah terjadi pada diri saya ketika dilahirkan, saat itu saya menemukan kembali diri saya yang hilang selama 24 tahun.

Suatu keajaiban, yang sungguh diluar akal pikiran saya, tiba tiba saja, saya mempunyai sebuah keluarga utuh. Semua itu tak lepas dari jasa mama angkat yang telah menyimpan rahasia ini selama berpuluh puluh tahun.

Berbekal Akte Lahir saya yang pertama, yang masih didimpan oleh keluarga mama saya (Alm) saya lalu bergantui nama menjadi RUDY. dan disinilah kehidupan saya yang baru telah dimulai.

Bertemu dengan orang tua kandung, bukan berarti masalah selesai. Muncul masalah masalah baru. Saya harus mendapatkan pekerjaan, saya tidak bisa menggangur begini, meskipun papa kandung saya adalah pegawai pertamina dengan tingkat golongan yang mumpuni, tetapi itu bukan kerja keras, itu bagian papa. Saya juga harus menemukan bagian saya sendiri. Dan bekerjalah saya, dikantor papa, sebagai petugas fotokopi, yang melayani pegawai pegawai pertamina. Gaji saya saat itu, kalau dibandingkan, yang saya dapat sebulan, itu penghasilan papa sehari dikantor. Tetapi saya senang, karena ini uang saya sendiri. Saya bebas menggunakannya.

Perjumpaan Pribadi dengan TUHAN YESUS

Lalu mulailah saya dibawa kegereja. Gereja, sesuatu yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Saya harus menjadi orang kristen? Oh, tidak bisa. Agama tidak bisa dipaksakan. Saya berontak, saya protes kepada papa saya. Kenapa saya harus ikuti kemauan papa? Papa tidak berhak mengatur ngatur masalah kepercayaan saya. Tetapi itulah papa saya, tanpa mengenal lelah, selalu mengajarkan saya Firman Tuhan, dengan sabar, menunggu waktunya Tuhan. Supaya suatu saat, ketika bertemu dengan teman temannya, dia dengan bangga memperkenalkan saya kepada teman temannya "Ini anakku"

Hari hari saya lalui dengan bergelut didalam pekerjaan saya, masalah tetap muncul baik didalam keluarga maupun didalam pekerjaan saya. Saya saat itu, mengambil keputusan untuk tinggal di mess kantor saya, dalam kesendirian saya. Saya mulai merasakan satu kehampaan, apakah hidup saya hanya begini begini saja? Semua sudah saya jalani, semua sudah saya hadapi, baik ataupun buruk. Saatnya saya mencari sesosok figur yang sudah membuat skenario tersebut dalam hidup saya. Iya, hanya TUHAN yang saya belum cari. Firman yang menguatkan saya yaiotu "Carilah dahulu kerajan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu" Tetapi, dimanakah Kerajaan Allah tersebut berada?

Suatu malam, yang dingin. didalam kamar mess tempat saya tinggal, terdapat sebuah komputer, dan satu buah CD lagu rohani yang sudah lama bertengger di meja saya, saya coba masukkan ke komputer dan saya mulai mendengarkan lagu rohani tersebut satu persatu dan semua lirik liriknya saya cerna. Terdengar alunan lagu, "Ku telah mati, dan tinggalkan. cara hidupku yang lama..." lagu tersebut sepertinya berbicara kepada saya untuk segera meninggalkan masa lalu saya, dan memulai sesuatu yang baru. Tetapi apakah itu? Iya...... Mengapa saya begitu bodoh, Tuhan yang selama ini telah mencari, memanggil saya, melalui hamba hamba Tuhan yang selalu saya tolak ketika berkunjung ketempat saya untuk mengajak saya dalam persekutuan.

Saya mulai mengalami perubahan dalam diri saya, saya mulai merasakan yang namanya damai sejahtera. dan akhirnya saya mengambil keputusan besar dalam hidup saya. MENCARI dan MENERIMA TUHAN YESUS sebagai juru selamat saya...

Saya sikat semua hal hal yang berbau rohani, bagaikan seorang anak hilang yang baru bertemu Bapanya, segala kegiatan yang berbau gereja dan Tuhan saya telan bulat bulat, saat itulah saya mengalamai yang namanya kasih mula mula yangbegitu dahsyat..

Tanpa sepengetahuan papa saya, suatu pagi saat doa pagi digereja, ada baptisan sepasang suami istri, saya langsung menawarkan diri saya untuk dibaptis, dan jam 6 pagi, saya menerima materai KERAJAAN ALLAH.. Haleluyahhhh.. Dan keluarga saya sangat bersukacita akan hal tersebut, terlebih papa saya.

Pelan pelan Tuhan angkat semua potensi dan talenta saya, dimulai dari pelayanan singer, saya mulai merasakan dan memotivasi diri saya, saya tidak mau selamanya berdiri dibelakang worship leader, suatu hari saya harus bisa seperti orang yang didepan saya. Itulah keinginan sayayang pertama. Dimess, saya mulai latihan berekspresi, dan saya yang memang notabene penyuka musik dan nyanyi, tidak terlalu sulit untuk menguasai lagu, dan setelah pergumulan selama hampir 2 tahun, dan waktunya tiba, Tuhan pakai saya sebagai seorang penyembah Tuhan. Terima kasih, Tuhan Yesus.

Tuhan akan mengankat kita menjadi kepala dan bukan ekor, tidak sampai disana saja, saya juga dipercaya oleh Tuhan untuk menggembalakan satu kelompok persekutuan dikota saya, dan Tuhan terus tambah tambahkan kepercayaannya, dan sekarang saya juga dipercaya oleh tuhan untuk memimpin kelompok pemuda atau Youth yang ada di gereja saya. hanya satu kata saya untuk Tuhan, AWESOME.

Tidak bisa saya menceritakan bagaimana cara Tuhan menjamah saya, memang Dia Tuhan yang ajaib, perkara yang ajaib pasti diluar akal manusia. Akhirnya, saya diubahkan. Saya ditangkap oleh Tuhan, saya dipulihkan, saya diangkat dan segala yang baik, Dan Tuhan Yesus menjadi Bapa saya yang ke 4.. Haleluya..

Pengampunan untuk papa saya yang pertama

Suatu saat, ketika demam facebook sedang melanda, saya juga ikut bergabung didalamnya, dan akhirnya berjumpa dengan beberapa teman teman lama saya dan kami pun bercerita panjang lebar bagaimana caranya saya bisa sampai berjumpa dengan orang tua kandung saya. Suatu malam, tiba tiba Tuhan mengingatkan saya kepada seseorang, yaitu adik tiri saya. Saya berpikir pikir, apa nama lengkapnya. Iya, Julius David Tenggara. Nama yang mungkin jarang sekali ada diindonesia. Saya search dihalaman facebook. Apa yang terjadi? Benar, Tuhan itu ada. Tuhan tunjukkan adik tiri saya kepada saya. Saya coba untuk menghubungi nya, dan dia merespon dengan baik dan mengatakan papa sehat sehat saja. Puji Tuhan. Saya meminta nomor telepon papa yang bisa dihubungi, tetapi saya tidak langsung menghubungi papa saya. Saya tunggu waktunya Tuhan. Dan suatu pagi, ketika sedang duduk didepan kantor, tiba tiba Tuhan ngomong, "Rudy, telepon papamu" Saya langsung meraih telepon saya, dan menghubungi papa. Ternyata orang yang telah menyianyiakan saya, sedang berbicara dengan saya. Setelah hampir 12 tahun kami tidak bertemu sejak peristiwa percobaan bunuh diri, dan benar. Itu PAPA. Saya menangis dan saat itu juga, saya mengambil keputusan untuk MENGAMPUNI papa.

Dan ketika pengampunan itu turun, rasanya seperti disiram air dari surga. Itulah mengapa kita harus selalu mengampuni sesama kita.

Berkat yang berkelimpahan

Perubahan demi perubahan mulai saya alami setelah saya mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus, hal hal yang tidak pernah saya pikirkan, itu Tuhan kerjakan dalam kehidupan saya. Beranjak dari seorang petugas fotokopi, Tuhan membawa saya kembali kepekerjaan saya yang terdahulu. Dikota kecil ini, memang lapangan pekerjaan untuk seorang teknisi komputer sangat sempit, tetapi Tuhan sediakan. Saya diterima sebagai teknisi disalah satu toko komputer yang ada dikota itu, bersaing dengan 25 orang sarjana komputer, dimana didalamnya, hanya saya sendiri saja, yang bermodalkan ijazah SMA, dengan nilai matematika '5'. HALELUYA...

Pertama kali bekerja, perusahaan tersebut hanya sebuah perusahaan biasa biasa saja, tidak terlalu terkenal, lalu Tuhan bekerja dahsyat melalui tangan saya. Perusahaan tersebut disulap Tuhan, dari toko kecil menjadi gedung yang besar bagaikan istana. Dan kesombongan serta arogansi bos saya pun perlahan lahan muncul seiring dengan kesuksesan yang beliau dapatkan. Saya di PHK, dengan alasan tidak sanggup membayar gaji saya. No problem. Saya berhenti. Masih dalam kebingungan, darimana lagi penghasilan saya, sedangkan dimana mana, saya sudah menjadi icon bagi perusahaan tersebut. Saya tidak patah semangat, life must go on. Saya beralih profesi, menjadi...

Hamba TUHAN, iya Hamba Tuhan. Mari kita flash back, seorang Mantan druguser, menjadi seorang Hamba Tuhan itu luar biasa lho. Saya diterima langsung menjadi Fulltimer, di Gereja tempat saya melayani. Dan, Puji Tuhan, keadaan berlangsung normal kembali. Saat itu, saya belum mempunyai sepeda motor, lalu saya mengambil cicilan sepeda motor untuk saya, karena selama ini saya menggunakan inventaris tempat bekerja saya yang lama. Memang papa kandung saya berkecukupan, tetapi saya tidak pernah ingin menyusahkan mereka sedikitpun,

Saya lebih menyukai untuk menikmati penghasilan yang saya dapatkan dari hasil keringat sendiri, daripada meminta jatah bulanan, NO.

Sambil melayani, untuk mengisi waktu yang kosong saya mencari service service dari luar. Memang saat itu, saya cukup dikenal masyarakat, terutama pemakai komputer, tetapi itu dibawah payung perusahaan tempat saya bekerja. Diluar itu, saya hanya orang biasa. Tuhan bimbing saya. Saya mulai mempersiapkan diri saya, mulai dari NOL besar lagi. Saya mulai menyiapkan peralatan peralatan untuk service, dengan modal yang pas pasan, karena saya di PHK dalam keadaan tidak punya apa apa.

Saya mulai bergerak lagi, malam malam saya keliling kota, sambil menempelkan brosur didepan rumah rumah, tiang listrik, tempat tempat usaha. Puji Tuhan, perlahan lahan, panggilan service mulai berdatangan, konsumen konsumen dari mantan bos saya mulai menghubungi saya, karena memang mereka lebih nyaman dengan saya daripada menghadapi arogansi dari mantan bos saya.

Saya mulai menjalani kehidupan yang padat tetapi menyenangkan, setiap pagi jam 6, saya sudah bangun, saya mulai keliling menjemput komputer dari konsumen, saya terapkan system antar jemput supaya tidak merepotkan konsumen, dan itulah hikmat yang saya dapatkan dari Tuhan. Jam 9 saya masuk kantor Geraja, dan melakukan aktifitas sampai jam 4 sore. Jam 4 sore, saya mulai mengerjakan komputer yang saya bawa tadi pagi sampai jam 6 sore, karena malam hari saya harus meyiapkan diri untuk persekutuan antar jemaat dirumah rumah. Sepulangnya dari persekutuan, saya melanjutkan pekerjaan tadi sore sampai larut malam. Dan bangun kembali, pagi jam 6 lalu satu persatu komputer saya antarkan kembali kekonsumen. Karena rumah papa saya cukup jauh dari kota, saya memutuskan untuk kos saja, supaya memudahkan tranportasi dalam kota. Dan dikamar kos berukuran 3 x 3 meter, itulah kantor pertama saya dengan modal 1 bh obeng, beberapa cd software, dan 1 unit komputer.

Waktu mulai bergulir, panggilan makin tak terbendung, saya mulai dihadapkan pada pilihan. Antara pelayanan atau bisnis. Saya berdoa dan meminta tanda pada Tuhan, saya berkata "Tuhan, kalau Engkau menghendaki saya untuk bisnis, tunjukkan satu konsumen baru, tetapi kalau Engkau ingin saya tetap dijalur Hamba Tuhan, jadilah sesuai kehendakMu". Pada hari itu juga, Tuhan menunjukkan kuasaNya, dalam waktu 3 jam, saya mendapatkan satu konsumen baru. Langsung. Percayakan Engkau kalau Tuhan itu ada?

Saya berhenti dari Fulltimer gereja, tetapi saya berjanji dan berkomitmen, untuk tetap aktif didalam pelayanan Gereja tanpa dibayar, hanya saja sudah tidak terikat pada jam kerja. Tiba tiba saya mempunyai waktu yang banyak, saya mulai membangun usaha saya, promosi mulai saya gencarkan, saya mengambil satu kamar kos lagi, untuk tempat workshop saya. Jadi satu kamar untuk tempat istirahat, dan satu tempat untuk kerja. Saya mendapatkan sedikit modal dari papa saya, yang saat itu akan memasuki masa pensiun nya. Puji Tuhan, dengan modal tersebut, saya mulai melengkapi peralatan saya, dalam hati saya, ingin sekali mempunyai sebuah toko, tetapi modalnya memang masih pas pas an sekali, dan Tuhan berkata "Belum waktunya, Rudy"

Waktu berjalan, konsumen mulai bertambah. Papa memasuki masa pensiun, dan pindah kedaerah kota, karena sebelumnya papa menempati komplek elit yang disediakan oleh perusahaan. Saya kembali berkumpul dengan keluarga saya, dan dirumah itu, saya meminta bagian rumah depan untuk saya jadikan sebuah service centre kecil kecilan. Dan saya tawarkan, untuk seluruh operasional rumah, seperti air, listrik dan telepon, menjadi tanggungan saya.

Perlahan tapi pasti, usaha saya makin berkembang, dengan nama RUDY COMPUTER, saya melesat bak anak panah, mendapatkan kontrak kerja dimana mana, dari karyawan yang hanya satu orang, sekarang saya sudah mempekerjakan 3 orang karyawan, dengan gaji UMR, meskipun tempat workshop saya hanya berukuran kecil, sekitar 5x5 meter, tetapi itu tidak menjadi masalah, karea system antar jemput tetap saya pertahankan sampai saat ini.

Dan kontrak kerja saya yang paling besar, yaitu saya dipercaya oleh pemerintah daerah setempat, untuk melakukan pemeliharaan komputer pencetak KTP dan KK diseluruh kantor kecamatan sekabupaten. Puji Tuhan, saya teringat kembali pekerjaan saya dikantor Bupati 10 tahun silam. Tuhan kembalikan lagi. Terima kasih Tuhan Yesus, kalau saya tidak menerima Engkau sebagai juru selamat pribadi saya, akhir cerita ini tidak akan seperti begini. Semua karena Dia, oleh Dia dan untuk Dia..


Mujizat masih ada

Tuhan Engkau ajaib bagiku

Tak ada yang tak mungkin bagimu

Kau yang tlah berFirman

Dan s'muanya jadi

Tuhan Engkau ajaib bagiku


Tuhan Engkau Ajaib bagiku

Tak ada yang tak mungkin bagiMu

S'mua yang kusaksikan

Perbuatan tanganMu

Tuhan Engkau ajaib bagiku


Sungguh kupercaya tiada yang mustahil

Mujizat masih ada dalam hidupku

Sembuhkan sakitku

Pulihkan jiwaku

Mujizat masih ada bagiku


Tuhan Yesus, aku berdoa. Untuk orang orang yang sudah membaca kesaksian ini. Apapun agama dan kepercayaan mereka, boleh menjadi berkat bagi mereka. Melalui perbuatan ajaib Engkau melalui anakMu, menunjukkan kalau Tuhan itu dan dan Mujizat masih ada sampai saat itu. Tuhan, biarlah melalui tulisan ini, boleh memberi inspirasi dan motivasi, bahwa didunia yang serba tidak pasti ini, masih ada Tuhan. Ya Bapa, Engkau juga memberkati setiap pembaca tulisan ini, dengan hikmat dari Allah, supaya mereka juga menjadi pelaku pelaku FirmanMu, secara langsung ataupun tidak langsung, dan menempatkan mereka menjadi terang dimanapun mereka berada. Didalam nama Tuhan Yesus, saya telah berdoa dan mengucap syukur. AMEN... Kemuliaan bagi Allah kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

4 Mei 2011..

Rudy \ Eddy


7 komentar:

Rudy Daandel mengatakan...

tes comment

Unknown mengatakan...

abang rudy , yang aku percaya selama ini adalah , setiap apapun yang terjadi dalam kehidupan kita bukanlah satu kebetulan , semua terjadi atas ijinNya :)
aku bangga sama abang , abang sudah mendapatkan bagian TERBAIK abang dari Tuhan :)
tetap semangat bang , hidup ini masih panjang , keep on fire ! :)
God bless u abundantly ^^

Orchestra mengatakan...

Kesaksian yang luar biasa...
Tuhan memberkati hidupmu, Rudy!

(:

Orchestra mengatakan...

Kesaksian yang luar biasa, Rudy...

Tuhan memberkati hidupmu menjadi alat yang luar biasa di tangan-Nya.
Amin!

Salam
(:

lidya mengatakan...

boleh saya jadi teman fbnya??

lidya mengatakan...

boleh jadi teman fb nya??

lidya mengatakan...

kesaksian yang sangat bagus